~ Coba bayangin anak kelas satu smp yg udah sok sok pacaran terus ngayal mau pacaran sampe nikah sama itu cowok hahahah konyol ya? iya memang. But that’s me. Waktu aku sd aku kenal cowok yg awalnya aku gak sukak sama dia karena bandel kali. Sebut saja inisialnya “MJ”. Aku mendengar kabar dari temantemanku sekitar kalau dia menyukaiku. Ini aneh dan gak bisa masuk dalam fikiranku. Dialah orang pertama yg punya rasa yg berbeda samaku. Aku gak bisa berhenti memikirkannya. Rasa tertarik itu pun ada. Ntah unsur instrinstik apa yg buat aku suka sama dia. Aku berfikir ini hanya perasaan sesaat tapi ternyata tidaak. Aku sempat mencoba menghilangkan perasaan ini karena menurutku dia bukanlah orang yg pantas. Tiga bulan dia tak mengabari ku sama sekali. Tapi kenyataan berkata yg lain. Aku menemukan dia kembali sewaktu aku SMP. Aku merasa sangat beruntung dan berfikir dia adalah jodohku karena kami dipertemukan kembali. Bodoh ya? Tapi itulah fikiranku saat itu. Dan tanpa kusangka dia berani menyatakannya dan memintaku menjadi teman hatinya. Aku menerimanya tanpa berfikir panjang. Setiap hari hanya kulalui dengannya. Tapi ketika dua bulan kami berjalan, aku menemukan kejanggalan dalam hubungan kami hingga aku berfikir untuk memutuskannya.
Sesudah aku mengakhiri hubungan itu dengannya, aku merasa menyesal. Rasa sayang itu masih sangat besar hingga aku memendamnya selama hampir enam bulan. Aku tak memintanya kembali karena dia sudah ada yg memiliki.
• Pelajaran pertama yg dapat kuambil adalah “Jangan pernah sia-sia kan orang yg kamu anggap kamu masih membutuhkannya”
~ Enam bulan lebih aku menjalani hari seorang diri. Hingga aku mencoba untuk membuka hati kembali. Setelah lepas dari lelaki yg berinisial “MJ” tersebut aku berekenalan dengan salah seorang kakak kelas ku yg bernama Wilis Trio Putra. Dia yg selalu ku panggil dengan “kak wilis” ternyata menyimpan sedikit rasa padaku. Dan dia juga mengungkapkannya. Aku mencoba menerima isi hatinya. Tapi setelah seminggu kami berjalan aku menyadari bahwa aku tak mempunyai sedikit pun rasa padanya. Aku menceritakan kejadian ini pada seorang kakak kelasku yg juga temannya wilis. Tapi ternyata kakak kelasku tadi memberitahunya pada wilis. Sampai ketika pulang sekolah wilis mendatangiku dan meminta memberhentikan hubungan ini. Aku setuju dengan permintaannya. Tapi setelah beberapa hari aku lepas darinya, rasa itu muncul. Dan makin bertambah setiap harinya. Aku mengatakan itu pada wilis tapi dia tak dapat menerimanya
• Pelajaran kedua yg dapat kuambil adalah “Jangan pernah menyakiti hati seseorang dengan cara berbohong karena hukum timbal balik (hukum karma) masih akan tetap berlaku”
~ Aku sempat kembali sama wilis saat tahun baru tapi hanya berjalan selama satu setengah bulan. Alasan berakhirnya cukup simple. “balas dendam” itulah yang dia lakukan. Kembali padaku tanpa sedikitpun rasa. Aku mengetahui hal ini dari salah seorang temannya yaitu Reza. Dia selalu memberiku informasi tentang wilis sampai hubungan kami mendekat dan aku menyukainya -__-
Tanpa kusangka dia juga menyimpan hal yang sama. Dia menyatakannya dan aku menerimanya. Tapi ada satu mantan Reja tak menyukai hubungan kami dan selalu mengganggu reja. Entah faktor masih sayang ntah karena gak rela kalau Reja diambil orang lain. Aku sudah menduga hal ini. Posisi Reja disekolahku sebagai “ketua basket” membuatnya banyak wanita kagum dan menyukainya. Tak jarang kakak kelasku dating dan menanyakan soal hubungan ini, tak jarang juga banyak kakak kelas yg suka memberengiku. Jujur aku down karena posisiku disitu hanya anak kelas VIII yg gak terlalu banyak kenalan. Hampir semua anal kelas IX tak menyukai ku and finally mereka mendatangi ku dengan tujuan ngelabrak. Aku tak dapat berkata ataupun melawan karena rasa takut ku yg begitu besar walaupun aku sadar kalau aku sudah menjadi pemenang. Akulah yg dapat memiliki Reja tapi tetap saja mereka tak bisa menerima. Aku sadar Reja tak punya rasa yg utuh untukku karena dia lebih memilih mantannya daripada aku. Sampai pada perpisahan kelas IX aku melihat Reja duduk berdua dengan mantannya. Pantaslah kalau aku emosi dan meminta berakhir. Reja mengiyakan permintaanku dan tak memohon. Jauh dari dugaanku. Aku taunya ketika reja putus dari mantannya yg itu, dia memohon dengan sangat. Beda kali sama aku sekarang. Aku tau aku masih mencintainya tapi apa yg bisa dibilang. Aku tak pantas untuknya.
• Pelajaran ketiga yg dapat kuambil adalah “Mencintai bukan berarti dicintai”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar